Cari disini

01/12/09

Dinas pendidikan-sekolah sudah saatnya manfaatkan SIAP-ONLINE

Sekolah sudah saatnya menjalankan manajemen pendidikan yang dikelolanya dengan menggunakan sistem online. Dengan munculnya program SIAP-Online dari Telkom mestinya dinas pendidikan, sekolah segera mengambil langkah kerjasama sehingga ada gayung bersambut.
Transparansi, akuntabilitas publik akan menjadi pendukung pengelolaan, dengan harapan semuanya bertambah maju, bertambah prestasi, dengan biaya yang efisien tetapi efektif untuk pengelolaan.
Bagaimana dengan dinas pendidikan pemuda dan olahraga banyuwangi, siapkah menjalankan progam telkom???

30/11/09

RUKUN.doc

RUKUN

Dening:kangprapto

Kaliputih-Genteng-Banyuwangi, 20-5-2006

 

 

Rukun Tanggane

Rukun Wargane

dudu tontonan

dudu keplok-keplokan

 

jotos-jotosan

sikut-sikutan

padha rebutan

wedi ora kebagian

 

ora mung rakyat

malah para pejabat

padha wedi mlarat

uripe sekarat

lali marang kodrat

 

manungsa

gedhe-cilik lanang-wadon

kulit putih ireng sawo mateng

dedeg lencir dhuwur cendhek

beda-beda iku pratandha

Kuasaning kang AKARYA RAT

 

Manungsa padha manungsane

Padha-padha sumbere

Ing donya mampir ngombe

Urip ora suwe

Ora langgeng selawase

Rukun ing kulawargane

Rukun Tanggane Rukun Wargane

Rukun Negarane Rukun Donyane

Slamet Akherate


Peningkatan ict guru bahasa jawa kab.banyuwangi hanya seorang yang bisa internet

Hari ini 30 Nop 2009, mgmp bahasa jawa kab.banyuwangi mengadakan pertemuan. Tema yang diangkat yaitu pemanfaatan teknologi informasi untuk guru bahasa jawa. Pertemuan dihadiri oleh Drs. Winaryo pembina mgmp, tim litbang mkks diwakili bp. Supriyadi, juga dihadiri kepala bidang pendidikan menengah (kabid Dikmen) Bp. Catur.

pada sesi sambutan pentingnya ICT tekologi informasi dikuasai guru dismpaikan oleh pejabat-pejabat yang hadir. Diberi teladan/ contoh oleh kabiddikmen, mempresentasikan hasil power poin yang telah dipersiapkan tadi malamuntuk memperjelas informasi yang disampaikan mengenai karakter building, dan tujuan mata pelajaran bahasa jawa dalam membentuk kepribadian siswa.

Dari berbagai kegiatan yang dilakukan pengurus secara bergantian di depan peserta, ternyata mendapat tanggapan yang berbeda2, ada yang asyik dengan laptop yang dibawanya, ada yang asyik bercerita, ada yang dengan tekun memperhatikan. Tapi disini saya melihat bagian yang cukup mencengangkan. Apa itu?

Bagian itu adalah Tatkala peserta diharapkan berkelompok sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, hasilnya luar biasa:
1. peserta ada yang berada pada kelompok lanjutan (sudah menguasai internet dan selukbeluknya yang berkaitan)jumlah hanya satu orang. Ini kondisi yang benar-benar berbeda dengan yang dimiliki pengurus hanpir semuanya sudah bisa menggunakan internet.
2. perserta berada pada kelompok tengah (menengah; bisa mengopersionalkan microsoft office. Ini kondisi menarik karena sebagian besar peserta yang ada disana ternyata sudah membawa laptop.
3. peserta berada pada kelompok dasar (belum bisa,belum terbiasa mempeprgunakan komputer. Jumlah peserta yang ada di kelompok ini hampir 50 % dari peserta yang hadir.

Dari kondisi yang seperti ini peserta meminta pada pengurus dimohon bisa menindaklanjuti dengan pertemuan/ workshop.

SARAN BUAT PESERTA & PENGURUS
1. terus belajar, sebelum mengajak peserta didik belajar ajaklah diri kita sendiri untuk belajar. Belajar apa saja yang anda perlukanyang tentunya tiap orang kondisinya tidak sama.

2. berikanlah kail 'alat pancing' jangan ikan. Kompetensi akademik, paedagogik, sosial (apapun) yang dibutuhkan peserta mgmp yang merasa kurang, akan bisa terpenuhi dengan mudah jika bisa mempergunakan internet / TI.

14/10/09

GURU BAHASA JAWA: Alumni jurusan pendidikan bahasa jawa ikip surabaya angakatan 1986

GURU BAHASA JAWA: Alumni jurusan pendidikan bahasa jawa ikip surabaya angakatan 1986

Alumni jurusan pendidikan bahasa jawa ikip surabaya angakatan 1986


Teman-teman mahasiswa sudahkan anda sekarang semua diangkat menjadi PNS, dimanakah berada, Ayo donk mengadakan pertemuan untuk menambah kemapuan dan mengobati rasa kangen yang sudah lama tidak bertemu.
ini foto pada waktu menjadi mahasiswa jurusan pendidikan bahasa jawa angkatan 1986 ikip negeri surabaya sekarang dah berganti nama dengan UNESA

LINDHU.doc

LINDHU, OBAHE BUMI MURKANE GUSTI

Dening: kangprapto

(Kaliputih-Genteng-Banyuwangi, 14-10-2009)

 

Lindhu iku obahe bumi

Ahli geologi lapis bumi menempatkan diri

Para sufi iki murkane GUSTI

Hakekat paring isyarat

Donya punika kathah piala

Ayo padha elinga

Kang KUWASA

 

Manungsa lali kodrate diri

Manembahing GUSTI

Kang MAHA SUCI

Drengki srei ginelar sandhuwure bumi

Golek rejeki kaya ora bakale mati

Dalan salah denliwati

Gawe lara ati sesami

 

Lindu, obahe bumi murkane GUSTI

Pujiku mring HYANG WIDHI

Mugi tinebihna ing bilahi

Ing dinten kawuri

Kang bakal dumadi

Mugi ALLAH nyembadani

Eling urip kang sejati

 

Siti sipat suci

Apa kang tinandur mesthi thukul

Tanah sipat eklas

Apa kang sinangga bakal tinampa

Simpen keras celathu tanpa bayu

Tikel ilate kel ketikel ngucapne awake dhewe

Jenjem tentrem slamet

 

 


Puisi berbahasa Jawa disebut guritan

Puisi merupakan ekspresi ungkapan perasaan yang diwujudkan dengan kata-kata yang singkat padat. perwujudan bwntuk merupakan bagian terluar dari sebuah puisi, sedangkan makna kata yang terajut dalam baris-baris puisi merupakah roh dari sebuah puisi.
Ada amanat yang ingin disampaikan oleh penulis melalui kata-kata.
Keindahan puisi tidak hanya pada wujud luar tetapi juga pada unsur bunyi yang muncul dari tatanan paduan kata serta makna.
butuh kreatifitas dan keberanian untuk mengungkapkan, tulis apa saja yang dipikirkan, dirasakan.
Baca kembali, revisi, untuk menemukan keindahan, nikmati makna untuk menemukan amanatnya
Guritan jawa hanya istilah yang hakekat maknanya sama dengan puisi.
Contoh guritan yang dikarang kangprapto: sabar (sabar ora ana watese), kodrate rikma, rukun, ;lindhu, obahe bumi murkane gusti

04/08/09

Kendala menulis dan membaca huruf jawa bagi siswa smp

Pelajaran bahasa jawa merupakan momok bagi siswa yang identik dengan klasik, kedaluwarsa, ketinggalan jaman. Apalagi kalu sudah memasuki aspek membaca dan menulis yang menggunakan huruf jawa. Hanacaraka identik dengan tulisan lampau yang sudah tidak dikuasi orang jaman sekarang. Padahal huruf-huruf jawa diburu orang sebagai desain klasik yang sangat menonjol dengan identitas jawa dan diwujudkan dalam poster desain kaos, atau barang apa saja yang bisa diaplikasikan.

Berikut ini anda bisa mengetahui kesulitan siswa dalam menulis huruf jawa.
1. Pembelajaran bahasa jawa di sekolah dasar tidak seluruhnya memberi bekal yang cukup minim terutama dalam hafalan bentuk huruf jawa.
Banyak diantara siswa tidak bisa membedakan mana ha, ta, la yang memang karakter hurufnya hampir sama. Huruf na, ka, da, sa, ca, wa, dha merupakan bentuk bentuk kelompok huruf yang juga mirip.
2. Konsintensi bentuk tulisan dalam huruf jawa yang dilihat siswa pada papan tulis tidak konsisten. Guru menulis huruf yang sama dengan goresan/ coretan yang berbeda.
3. Minimnya buku-buku tulisan jawa yang dimiliki siswa sangat terbatas sehingga kadang bentuk rujukan yang salah akan terus menjadi sumber belajar siswa.

Berikut ini merupakan kesulitan membaca huruf jawa yang dialami siswa
1. Bentuk bacaan menggunakan huruf jawa yang terlalu banyak menyebabkan siswa sudah stres trelebih dahulu sebelum memulai membaca.
2. Bentuk tulisan jawa yang menggunakan komputerisasi kadang menyebabkan bentuk tulisan yang berbeda karena sistem otomatisasi komputer, sehingga kadang tidak sesuai dengan yang dimasksudkan.
3. Perbedaan antara huruf yang satu dengan huruf yang lain belum dikuasi siswa sehingga membaca menjadi lambat.
4. Penyambungan huruf dalam kata dan klimat membutuhkan ketekunan, dan kejlian tersendiuri bagi pembaca tulisan jawa untuk bisa menafsirkan tulisan dan mengubah menjadi kata yang bermakna atau kalimat yang bermakna, syarat pembaca harus memiliki kemampuan kosa kata yang cukup

Kesulitan menulis dan membaca ini membutuhkan solusi pemecahan shingga hasil pembeajaran bahasa jawa menjadi lebih baik.

16/07/09

TATKALA AKAL TIDAK MENJANGKAU

Semburan lumpur lapindo porong sidoarjo sudah kurang lebih tiga tahun berlangsung, tiada tanda-tanda berhenti malah semakin menunjukkan kepada kondisi liar yang sudah tidak masuk akal, semburan baru ada dimana-mana, penurunan tanah mulai nampak semakin jelas kurang lebih sekitar delapan meter terjadi di tapak siring barat. Berita ini baru saya dengar dari stasiun televisi sctv pada jam 14.30 wib. Sebagai warga negara Indonesia yang jauh berada di banyuwangi merasakan bagaimana sengsara kehidupan para warga yang terkena dampak lumpur sidoarjo, kehidupan yang tenteram nyaman diidam-idamkan ternyata harus hilang harapan begitu saja. Kondisi alam yang sedemikian murka menandakan sebuah hukuman yang harus diterima meskipun kadang tidak tahu akan kesalahan yang telah diperbuat sebagai warga negara.

Sebagai guru saya melihat hikmah yang cukup besar bagi warga lain yang tidak terkena musibah. masyarakat sidoarjo harus segera berserahdiri kepada allah bertawakal atas musibah yang terjadi. Pemerintah yang bertanggungjawab atas warga negaranya segera mengambil tindakan. kalau toh selama ini bpls dengan penanganan tanggul sudah tidak mampu lagi untuk diharapkan apakah tidak ada cara lain selain teknik yang sudah canggih untuk diterapkan. Kalau memang tidak ada, satu-satunya jalan memang harus diserahkan kepada allah, dengan perantaraan orang-orang yang memiliki supranatural, yang memiliki jiwa bersih dan kedekatan dengan allah untuk bisa memohon petunjuk sekaligus menyelesaikannya.

Ini mungkin jalan praktis yang harus ditempuh oleh pemerintah yang penting semburan lumpur bisa selesai berapapun biayanya yang harus ditanggung, daripada menimbulkan efek yang lebih besar dengan kerugian yang semakin banyak yang tidak terhitung lagi jumlahnya. misalnya sampai pada bilangan Milyard ataupun Triliun, yengpenting masyarakat kembali bisa hidup tentram dan nyaman, lingkungan sebagai anugerah tuhan bisa digunakan kembali untuk kehidupan yang normal.

Pemerintah perlu belajar, masyarakat perlu belajar, perorangan perlu belajar, bahwa allah menciptakan manusia untuk selalu berbuat baik, bukan sebaliknya. baik secara individu maupun kolektif. Segera sadari kesalahan, kembali belajar tidak hanya dari buku, pengalaman, dari alam dan isinya sebagai sumber belajar.

11/07/09

murid BARU membutuhkan buku BARU

Tahun pelajaran baru sgera dimulai pada pertengahan bulan Juli, bagi peserta didik yang naik kelas ke tingkat yang lebih tinggi merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi diri sendiri karena prestasi yang telah diraih bagaimanapun nilai yang tertera pada buku laporan hasil pendidikan. Yang pasti disana telah memenuhi syarat untuk kenaikan kelas.

Tapi perlu diketahui bahwa hasil belajar itu telah selesai dan dituntut sesuatu yang baru, yaitu menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar (sk-kd) yang berbeda pada tahun yang lalu saat duduk di kelas dibawahnya. Menghadapi hal ini diperlukan bagi peserta didik untuk membaca, memahami silabus pada masing-masing mata pelajaran yang termuat dalam KTSP (kurikulum tingkat satuan pendidikan). Sekolah yang satu berbeda dengan sekolah yang lain, masing-masing sekolah memiliki keunikan sendiri-sendiri, meskipun semua sekolah diwajibkan mengajarkan standar minimal yang sudah ditetapkan oleh pemerintah pusat. Terkecuali mata pelajaran bahasa jawa, yang dalam KTSP terkelompok dalam mata pelajaran muatan lokal. Silabus, penjabaran sk-kd, buku ajar, lembar kerja siswa (lks) media pembelajaran, semuanya disiapkan oleh sekolah sendiri-sendiri atau kelompok sekolah, yang dipersiapkan oleh guru mata pelajaran bahasa jawa ataupun kelompok organisasi tingkat kabupaten (mgmp bahasa jawa).

Murid atau peserta didik menghadapi sekitar 10-12 mata pelajaran, sehingga semuanya diharapkan mendapat perhatian ditahun ajaran baru. Buku-buku baru yang akan dipersiapkan akan lebih tepat jika terlebih dahulu memahami apa yang tertulis dalam silabus atau kurikulum sekolah, sehingga tidak akan sia-sia membelikan buku yang baru, meskipun tidak ada jeleknya memiliki banyak buku, asalkan semuanya dipergunakan dengan baik.

Buku baru lebih baik daripada hp baru, baju baru, sepeda baru, karena sekolah tempat untuk mendapatkan makanan bagi jiwa-jiwa muda yang terus berkembang untuk menjadi seorang individu yang unik dalam kehidupan jagad raya. Sehingga kelak dewasa setelah sekolah selesai dan bekerja akan menjadi manusia yang sempurna dalam mempergunakan akal, pikir, rasa, karsa dalam mengemban amanat allah, bahwa hidup dari allah dan dipersembahakan kepada allah melalui manusia yang ada di sekitar dan lingkungan dimana kita berada.

Pelajaran bahasa jawa akan banyak membantu dalam mengisi olah pikir, rasa dan karsa, bukan sekedar mempelajari bahasa untuk komunikasi atau melestarikan budaya bahasa yang dimiliki oleh para leluhur. Falsafah, moral, nilai-nilai kehidupan dalam bentuk saling menghormati, mengasihi kepada sesam yang tercermin melalui tutur bahasa ngoko, krama, krama inggil, dengan berbagai jenisnya akan menunjukkan pada bentuk perilaku kehalusan sopan santun dalam bertindak di masyarakat.

Tahun pelajaran baru, Bahasa jawa juga membutuhkan buku baru, pendukung baru, dan tentunya kesiapan baru, sesuai dengan perkembangan dan tingkatan sekolah, kelas, yang didukung oleh murid, orangtua, masyarakat, juga guru bahasa jawa yang siap berubah mengikuti perkembangan jaman.

05/07/09

Media pembelajaran bahasa jawa

Belajar bahasa jawa sama seperti belajar mata pelajaran yang lain diperlukan suatu media pembelajaran yang membantu proses belajar menjadi lebih: mudah, menarik, peserta didik menjadi lebih aktif, kreatif dan menyenangkan.

Empat aspek ketrampilan berbahasa yang meliputi mendengar, berbicara, membaca, dan menulis merupakan satu kesatuan yang harus dilakukan secara terpadu. Aspek yang satu berkaitan dengan aspek yang lain tidak boleh dipisah-pisahkan.

Para bapak-ibu guru atau wali murid bisa mempergunakan majalah berbahasa jawa: seperti jayabaya, panyebar semangat, joko lodhang, atau buku-buku cerita berbahasa jawa untuk pembelajaran aspek membaca yang dipadu dengan kegiatan menulis, berbicara, dan mendengarkan. Prosentase kegiatn membaca tentu saja lebih banyak dibandingkan dengan kegiatan yang lain.

Kaset, VCD, yang berupa rekaman lagu-lagu berbahasa jawa bisa digunakan sebagai media pembelajaran aspek berbahasa menyimak atau mendengarkan tentu saja harus dipadukan dengan kegiatan menulis serta kegiatan berbicara. Hanya saja kelengkapan sarana dan prasarana di sekolah haruslah ikut mendukung apabila kita mau mempergunakan media pembelajaran jenis ini.

Perkembangan yang semakin maju dengan memanfaatkan sarana internet, pembelajaran bahasa jawa juga bisa dilaksanakan. Semua informasi, data yang sudah on line dalam internet bisa diperoleh. Situs yang berupa web atau blog yang memuat materi bahasa jawa sudah ada meskipun jumlahnya belum terlalu banyak. Tapi paling tidak membuka kesan kepada para siswa bahwa bahasa jawa bukanlah ketinggalan jaman tetapi mengikuti perkembangan dengan memanfaatkan teknologi informasi yang terus berkembang.

Perkembangan font huruf jawa dengan komputerisasi juga sudah dikembangkan dan hal ini menjadi bukti bahwa pembalajaran bahasa jawa bukan sesuatu klasik atau lampau saja seperti jaman kakek nenek, atau orang tua kita pada jaman dahulu belajar di sekolah.

Perkembangan teknologi dan informasi yang sekarang menuntut kepada pendidik atau bapak ibu guru untuk mengembangkan SDM yang dimilikinya, sehingga proses belajar bahasa jawa menjadi aktif kreatif inovatif dan menyenangkan (Pakem/Paikem).

Selamat mengembangkan diri, dan mencoba sesuatu yang berbeda dengan kebiasaan yang memungkinkan untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik. Tantangannya cukup besar, jangan kita mudah menyerah untuk sukses, demi bahasa dan sastra Jawa.

04/07/09

Belajar bahasa jawa

Kesan umum bahasa jawa sulit untuk dipelajari itu memang betul, karena inovasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan mata pelajaran bahasa jawa sendiri memang tergolong lamban dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain.
Penggunaan media informasi mulai dari buku cetak, penggunaan komputer, pemanfaatan internet sebagaai sarana informasi da komunikasi belumlah optimal. Ini sebagai suatu tantangan bagi guru bahasa jawa untuk bisa mengembangkan mata pelajaran yang diasuh atu 'diampu' istilah dalam permendiknas tentang standar proses.