Cari disini

16/07/09

TATKALA AKAL TIDAK MENJANGKAU

Semburan lumpur lapindo porong sidoarjo sudah kurang lebih tiga tahun berlangsung, tiada tanda-tanda berhenti malah semakin menunjukkan kepada kondisi liar yang sudah tidak masuk akal, semburan baru ada dimana-mana, penurunan tanah mulai nampak semakin jelas kurang lebih sekitar delapan meter terjadi di tapak siring barat. Berita ini baru saya dengar dari stasiun televisi sctv pada jam 14.30 wib. Sebagai warga negara Indonesia yang jauh berada di banyuwangi merasakan bagaimana sengsara kehidupan para warga yang terkena dampak lumpur sidoarjo, kehidupan yang tenteram nyaman diidam-idamkan ternyata harus hilang harapan begitu saja. Kondisi alam yang sedemikian murka menandakan sebuah hukuman yang harus diterima meskipun kadang tidak tahu akan kesalahan yang telah diperbuat sebagai warga negara.

Sebagai guru saya melihat hikmah yang cukup besar bagi warga lain yang tidak terkena musibah. masyarakat sidoarjo harus segera berserahdiri kepada allah bertawakal atas musibah yang terjadi. Pemerintah yang bertanggungjawab atas warga negaranya segera mengambil tindakan. kalau toh selama ini bpls dengan penanganan tanggul sudah tidak mampu lagi untuk diharapkan apakah tidak ada cara lain selain teknik yang sudah canggih untuk diterapkan. Kalau memang tidak ada, satu-satunya jalan memang harus diserahkan kepada allah, dengan perantaraan orang-orang yang memiliki supranatural, yang memiliki jiwa bersih dan kedekatan dengan allah untuk bisa memohon petunjuk sekaligus menyelesaikannya.

Ini mungkin jalan praktis yang harus ditempuh oleh pemerintah yang penting semburan lumpur bisa selesai berapapun biayanya yang harus ditanggung, daripada menimbulkan efek yang lebih besar dengan kerugian yang semakin banyak yang tidak terhitung lagi jumlahnya. misalnya sampai pada bilangan Milyard ataupun Triliun, yengpenting masyarakat kembali bisa hidup tentram dan nyaman, lingkungan sebagai anugerah tuhan bisa digunakan kembali untuk kehidupan yang normal.

Pemerintah perlu belajar, masyarakat perlu belajar, perorangan perlu belajar, bahwa allah menciptakan manusia untuk selalu berbuat baik, bukan sebaliknya. baik secara individu maupun kolektif. Segera sadari kesalahan, kembali belajar tidak hanya dari buku, pengalaman, dari alam dan isinya sebagai sumber belajar.

11/07/09

murid BARU membutuhkan buku BARU

Tahun pelajaran baru sgera dimulai pada pertengahan bulan Juli, bagi peserta didik yang naik kelas ke tingkat yang lebih tinggi merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi diri sendiri karena prestasi yang telah diraih bagaimanapun nilai yang tertera pada buku laporan hasil pendidikan. Yang pasti disana telah memenuhi syarat untuk kenaikan kelas.

Tapi perlu diketahui bahwa hasil belajar itu telah selesai dan dituntut sesuatu yang baru, yaitu menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar (sk-kd) yang berbeda pada tahun yang lalu saat duduk di kelas dibawahnya. Menghadapi hal ini diperlukan bagi peserta didik untuk membaca, memahami silabus pada masing-masing mata pelajaran yang termuat dalam KTSP (kurikulum tingkat satuan pendidikan). Sekolah yang satu berbeda dengan sekolah yang lain, masing-masing sekolah memiliki keunikan sendiri-sendiri, meskipun semua sekolah diwajibkan mengajarkan standar minimal yang sudah ditetapkan oleh pemerintah pusat. Terkecuali mata pelajaran bahasa jawa, yang dalam KTSP terkelompok dalam mata pelajaran muatan lokal. Silabus, penjabaran sk-kd, buku ajar, lembar kerja siswa (lks) media pembelajaran, semuanya disiapkan oleh sekolah sendiri-sendiri atau kelompok sekolah, yang dipersiapkan oleh guru mata pelajaran bahasa jawa ataupun kelompok organisasi tingkat kabupaten (mgmp bahasa jawa).

Murid atau peserta didik menghadapi sekitar 10-12 mata pelajaran, sehingga semuanya diharapkan mendapat perhatian ditahun ajaran baru. Buku-buku baru yang akan dipersiapkan akan lebih tepat jika terlebih dahulu memahami apa yang tertulis dalam silabus atau kurikulum sekolah, sehingga tidak akan sia-sia membelikan buku yang baru, meskipun tidak ada jeleknya memiliki banyak buku, asalkan semuanya dipergunakan dengan baik.

Buku baru lebih baik daripada hp baru, baju baru, sepeda baru, karena sekolah tempat untuk mendapatkan makanan bagi jiwa-jiwa muda yang terus berkembang untuk menjadi seorang individu yang unik dalam kehidupan jagad raya. Sehingga kelak dewasa setelah sekolah selesai dan bekerja akan menjadi manusia yang sempurna dalam mempergunakan akal, pikir, rasa, karsa dalam mengemban amanat allah, bahwa hidup dari allah dan dipersembahakan kepada allah melalui manusia yang ada di sekitar dan lingkungan dimana kita berada.

Pelajaran bahasa jawa akan banyak membantu dalam mengisi olah pikir, rasa dan karsa, bukan sekedar mempelajari bahasa untuk komunikasi atau melestarikan budaya bahasa yang dimiliki oleh para leluhur. Falsafah, moral, nilai-nilai kehidupan dalam bentuk saling menghormati, mengasihi kepada sesam yang tercermin melalui tutur bahasa ngoko, krama, krama inggil, dengan berbagai jenisnya akan menunjukkan pada bentuk perilaku kehalusan sopan santun dalam bertindak di masyarakat.

Tahun pelajaran baru, Bahasa jawa juga membutuhkan buku baru, pendukung baru, dan tentunya kesiapan baru, sesuai dengan perkembangan dan tingkatan sekolah, kelas, yang didukung oleh murid, orangtua, masyarakat, juga guru bahasa jawa yang siap berubah mengikuti perkembangan jaman.

05/07/09

Media pembelajaran bahasa jawa

Belajar bahasa jawa sama seperti belajar mata pelajaran yang lain diperlukan suatu media pembelajaran yang membantu proses belajar menjadi lebih: mudah, menarik, peserta didik menjadi lebih aktif, kreatif dan menyenangkan.

Empat aspek ketrampilan berbahasa yang meliputi mendengar, berbicara, membaca, dan menulis merupakan satu kesatuan yang harus dilakukan secara terpadu. Aspek yang satu berkaitan dengan aspek yang lain tidak boleh dipisah-pisahkan.

Para bapak-ibu guru atau wali murid bisa mempergunakan majalah berbahasa jawa: seperti jayabaya, panyebar semangat, joko lodhang, atau buku-buku cerita berbahasa jawa untuk pembelajaran aspek membaca yang dipadu dengan kegiatan menulis, berbicara, dan mendengarkan. Prosentase kegiatn membaca tentu saja lebih banyak dibandingkan dengan kegiatan yang lain.

Kaset, VCD, yang berupa rekaman lagu-lagu berbahasa jawa bisa digunakan sebagai media pembelajaran aspek berbahasa menyimak atau mendengarkan tentu saja harus dipadukan dengan kegiatan menulis serta kegiatan berbicara. Hanya saja kelengkapan sarana dan prasarana di sekolah haruslah ikut mendukung apabila kita mau mempergunakan media pembelajaran jenis ini.

Perkembangan yang semakin maju dengan memanfaatkan sarana internet, pembelajaran bahasa jawa juga bisa dilaksanakan. Semua informasi, data yang sudah on line dalam internet bisa diperoleh. Situs yang berupa web atau blog yang memuat materi bahasa jawa sudah ada meskipun jumlahnya belum terlalu banyak. Tapi paling tidak membuka kesan kepada para siswa bahwa bahasa jawa bukanlah ketinggalan jaman tetapi mengikuti perkembangan dengan memanfaatkan teknologi informasi yang terus berkembang.

Perkembangan font huruf jawa dengan komputerisasi juga sudah dikembangkan dan hal ini menjadi bukti bahwa pembalajaran bahasa jawa bukan sesuatu klasik atau lampau saja seperti jaman kakek nenek, atau orang tua kita pada jaman dahulu belajar di sekolah.

Perkembangan teknologi dan informasi yang sekarang menuntut kepada pendidik atau bapak ibu guru untuk mengembangkan SDM yang dimilikinya, sehingga proses belajar bahasa jawa menjadi aktif kreatif inovatif dan menyenangkan (Pakem/Paikem).

Selamat mengembangkan diri, dan mencoba sesuatu yang berbeda dengan kebiasaan yang memungkinkan untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik. Tantangannya cukup besar, jangan kita mudah menyerah untuk sukses, demi bahasa dan sastra Jawa.

04/07/09

Belajar bahasa jawa

Kesan umum bahasa jawa sulit untuk dipelajari itu memang betul, karena inovasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan mata pelajaran bahasa jawa sendiri memang tergolong lamban dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain.
Penggunaan media informasi mulai dari buku cetak, penggunaan komputer, pemanfaatan internet sebagaai sarana informasi da komunikasi belumlah optimal. Ini sebagai suatu tantangan bagi guru bahasa jawa untuk bisa mengembangkan mata pelajaran yang diasuh atu 'diampu' istilah dalam permendiknas tentang standar proses.